Pulau Tidung diambil dari nama tempat yang ada di daerah Kalimantan Timur desa Malinau yaitu “tana tidung” diambilnya nama “tidung” karena yang memberi nama adalah seorang Raja dari suku Tidung yang diusir oleh kolonial belanda karena tidak mau diajak kerjasama.
Nama dari Raja tersebut adalah Raja Pandita alias Kaca alias Sapu. setelah diusir dari tanah tidung Raja Pandita melanglang buana sampai ke Jepara lalu beliau hijrah hingga akhirnya sampai di sebuah pulau yang sekarang dikenal dengan nama Pulau Tidung.
Pulau Tidung terletak di Lautan teluk Jakarta, tepatnya di Kepulauan Seribu bagian selatan. Pulau Tidung terbagi menjadi dua yaitu Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Pulau Tidung sendiri memiliki luas 54 hektar dan jumlah penduduk Pulau Tidung mencapai 4.300 jiwa yang terdiri dari 946 KK. Sedangkan Pulau Tidung Kecil memiliki luas sekitar 30 hektar dan tidak berpenduduk melainkan sebagai tempat pertanian seperti, Pohon Bakau, Pohon Kelapa, Pohon Sukun, dll.
Pulau Tidung sendiri memiliki ikon yang menjadi ciri khas bagi Pulau Tidung itu sendiri yaitu “JEMBATAN CINTA” yang memiliki panjang 800 meter. Jembatan ini digunakan un tuk menghubungkan antara Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu jembatan ini dijadikan sebagai ikon Pulau Tidung bagi wisatawan.
Menurut mitos yang ada, jika seseorang menyebrangi jembatan cinta dengan pasangannya, maka cinta mereka akan abadi untuk selamanya. Dan banyak orang berpendapat bahwa jika sepasang kekasih melompat secara bersama dari Jembatan cinta maka konon hubungan yang mereka jalani akan langgeng sampai maut menjemput, selain itu banyak pula orang berpendapat bahwa melompat dari atas jembatan cinta memberikan kenikmatan tersendiri.
Pulau Tidung adalah salah satu tempat wisata yang kini banyak diminati oleh wisaawan, baik lokal maupun mancanegara, entah hanya untuk sekedar berlibur, berkemah, membuat foto pra wedding, ataupun sekedar berfoto-foto. Pulau Tidung memiliki pantai dan terumbu karang yang indah.